2016, Thank you for being there...

Sebuah tahun yang mungkin cukup berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun yang lain sebentar lagi akan berakhir. Saya menulis ini sekarang karena mungkin saya besok akan berada di tengah kerumunan orang, menghitung mundur detik-detik yang tersisa dari 2016 LOL

Salah satu sudut di Nabana no Sato, Mie. Awal musim semi 2016. I always find this picture calming.

One year in the land of Sakura

Ya, tahun ini satu tahun penuh saya berada di negeri orang. Jauh dari kampung halaman, keluarga dan semua kenyamanan di negeri sendiri. Satu tahun ini yang ada adalah kehidupan baru, aktivitas baru, keluarga baru, teman-teman baru. Satu tahun yang penuh kesan.

Banyak hal baru yang saya pelajari. Tapi, hal yang paling suka saya pelajari adalah tentang manusia, orang-orang di sekitar saya. Saya berpikir bahwa bergaul adalah salah satu cara saya belajar hal baru. Jika saya diminta untuk mengingat seperti apa masa kecil saya, saya akan bilang bahwa saya bukan orang yang bisa 'gaul'. Kalau adik saya banyak menghabiskan waktu di luar rumah, bermain dengan teman-temannya, saya akan lebih banyak di rumah menghabiskan waktu saya dengan membaca buku dan komik tentunya. Sampai SMP, saya punya sedikit sekali teman dekat. Tapi saya rasa saya banyak berubah setelah masuk SMA. Setelah itu saya merasa menjadi orang yang kurang lebih bisa dibilang ekstrovert. 

I learned a part of myself

Saya suka berkumpul dengan orang-orang dan saya makin merasakan itu setelah sampai di Jepang. Saya baru sadar, ternyata saya mendapatkan banyak energi setelah berkumpul dengan orang-orang. Walau ada waktunya juga saya perlu waktu sendiri untuk mendapatkan energi yang lain. Tapi bisa dibilang lebih dari 50% energi saya, saya dapatkan dari berkumpul dengan orang-orang. Saya suka bicara, sangat suka. Tapi, belakangan saya merasa saya juga suka mendengar. Jika saat berbicara kita bisa berbagi, saat mendengar kita bisa belajar. Tapi biasanya ingatan saya tentang curhatan orang tidak akan bertahan lama di otak. Jadi, bisa dibilang saya penyimpan rahasia yang baik LOL.

I learned a part of people around me

Tinggal di negeri baru membuat saya mau tidak mau belajar tentang kehidupan orang-orang di negeri yang saya tinggali, orang Jepang. Sebelum saya datang, saya punya pikiran atau bahkan bisa dibilang pre-judice bahwa orang Jepang itu kaku, keras, menakutkan. Walaupun saya akrab dengan manga dan anime tapi tidak sekalipun saya berpikir bahwa karakter-karakter itu adalah representasi dari orang Jepang yang sebenarnya. Dan...ternyata memang benar hahaha. Jangan bayangkan bahwa orang Jepang itu seperti yang ada di manga dan anime. Orang Jepang ya sama saja dengan orang-orang lainnya, orang Indonesia misalnya. Ada yang pemalu, ada yang gaul, ada yang banyak omong, ada yang santai, ada yang serius. Sama saja seperti orang Indonesia. Tapi, memang mereka punya kebiasaan yang berbeda dari kebiasaan orang Indonesia. Dan kebiasaan inilah yang perlu dipelajari untuk menghindari kesalahpahaman supaya bisa survive

I learned how I should link with people

Satu contoh saja misalnya, saat sedang bisa berdiskusi dengan Profesor saya. Salah satu kalimat favorit dia adalah, 'Tapi, ya terserah kamu.' Ini adalah salah satu kalimat yang paling bikin saya ASLI BINGUNG. Mungkin budaya orang Sumatera sangat melekat di diri saya yang inginnya dibilang jelas iya atau tidaknya tentang satu hal. Walaupun, dengan menggunakan insting saya bisa paham maksud dari kata terserah itu adalah 'Sebaiknya kamu lakukan apa yang saya usulkan,' Kalau saya sedang 'nurut MODE ON' dan switch 'bisa paham maksud tidak langsung orang Jepang' saya nyalakan, ya saya kerjakan. Tapi kadang kalau saya sedang bandel, ya saya tinggalkan dengan memanfaatkan makna tersurat dari 'Tapi, ya terserah kamu.' Untungnya, sampai saat ini saya belum pernah ditagih tentang hal-hal yang belum saya kerjakan tersebut LOL. 

I experienced many of my first times

Ini tahun pertama saya melihat sakura juga melihat salju. Di tahun ini juga saya pertama kalinya menginjakkan kaki lebih dari 3700 meter di atas permukaan laut. Bahkan beberapa hari lalu adalah pertama kalinya saya mencoba bermain bowling dan billiard. Tahun ini juga saya pertama kali berhasil membuat kue yang tidak bantet hahaha. Saat saya sadar banyak sekali hal yang belum saya lakukan dan banyak sekali hal yang ingin saya lakukan.

Though I failed and got rejected sometimes

Tidak semua hal berjalan sesuai yang kita rencanakan dan inginkan. Hari ini saya membuka catatan hal-hal yang ingin saya raih di tahun ini yang saya tulis di akhir tahun 2015. Ya, tidak semua berjalan dengan mulus. Tetapi, satu hal yang saya sadari. Penyesalan terbesar saya adalah bukan karena saya tidak berhasil. Tetapi, saat saya tidak memberi usaha yang cukup besar untuk meraih hal tersebut. 

Tahun ini saya juga ditolak (lagi LOL) oleh orang yang saya kagumi. Lalu saya belajar bahwa memulai adalah satu hal yang sulit. Tapi berhenti juga bisa terasa sulit, terlebih saat kau tidak tahu kapan harus berhenti.

But the fact that I still can learn some things,

Tahun ini saya cukup menyesal karena saya tidak menyempatkan pulang di saat saya sebenarnya mungkin punya kesempatan untuk pulang. Saya beralasan masih banyak yang harus saya kerjakan. Padahal, setelah saya tengok lagi di bulan itu saya sebenarnya tidak membuat banyak progres, hahaha. Akhirnya saya memutuskan akan pulang kurang dari dua bulan lagi. Kalau mikirin kerjaan mah, kerjaan gak akan selesai. Tapi, pulang...tidak setiap saat kamu bisa pulang. Saat sadar, bisa-bisa tidak akan ada lagi yang menunggu kamu pulang.

is something that I can be proud of

Sebenarnya ini kata-kata yang sudah sangat sering diucapkan oleh ayah dan ibu saya kalau saya menelepon ke rumah. Biasanya kalau sudah capek, progres bagus tak kunjung terlihat, cewek umur segini biasanya mikirnya apa? Yes, nikah! Hahaha. Saya berpikir seolah-olah menikah adalah sebuah jalan keluar. But it is not. Or, maybe not yet. Saya sadar, menikah bukanlah solusi dari masalah. Menikah tidak boleh jadi pelarian karena merasa sepi sendiri (udah kayak lirik lagu aja, Jar), apalagi cuma ingin punya seseorang yang bersedia dengar celotehan dan curhatanmu kapan saja. Saya sadar itu, tapi yaaa namanya kalau lagi capek, pikiran tak jernih, ya begitulah...manusiawi kan ya? Hahaha

Biasanya nasehat ibu saya cuma, "Kamu kan sudah milih jalan ini. Ya sudah, jalani, nikmati, hadapi resikonya."

One thing that I am still learning is,

Tahun ini saya sadar, kalau saya harus lebih mencintai diri saya sendiri. Bukan berarti bersikap egois, dan mendahulukan kepentingan pribadi. Tetapi, mencintai diri sendiri, mengenal siapa sebenarnya saya. Apa hal yang saya sukai, apa hal yang tidak saya sukai. Apa yang bisa saya toleransi, apa yang tidak. Apa yang saya inginkan, apa yang saya butuhkan. Apa mimpi saya, apa yang ingin saya raih di masa depan. Belajar merasa nyaman dengan diri saya sendiri, belajar menghargai diri saya sendiri. Mungkin sampai detik ini saya terlalu mengeskploitasi diri saya, berekspektasi tinggi. Tapi, tidak banyak waktu yang saya luangkan untuk memperkaya diri saya. Memperkaya dengan belajar, ide-ide, buku-buku yang membuka pikiran...atau mungkin sesederhana tidur cukup, dan makan makanan yang sehat. 

how to love myself first.

Selamat tinggal 2016. Terima kasih Tuhan karena sudah memberikan satu tahun ini untuk dilewati beserta dengan semua orang, kejadian dan pelajaran di dalamnya.

Welcome, 2017.

Osaka, Japan
Di bawah kotatsu yang hangat

Komentar

Postingan Populer