Hujan dan Kekasih

"Bengong lagi?"
"Um..."
"Karena hujan?"
"Heh..."
"Jangan meratapi hujan, atau Tuhan akan menteleportmu ke afrika."
"Afrika Selatan? Boleh juga."
"Sahara."

Aku diam saja, malas membalasnya lagi. Aku mendengar dia tertawa kecil dan berdeham pelan saat kulirik. Namun bibirnya masih tersenyum jahil walaupun tipis. Kedua tangannya masih sibuk memegang setir Camry yang kubeli setengah tahun lalu. Hujan ini bahkan mengalahkan gengsiku untuk menyetirnya sendiri.

"Hujan itu harus disyukuri.."
"Walau membuat celanaku basah?"
"He-eh."
"Well, whatever.."
"Bukankah titik-titik hujan yang menempel di kaca jendela Camry mu ini terlihat indah?"
"Untukmu, mungkin iya."
"Bagaimana kalau kau berada di luar saat ini?"
"Aku akan kebasahan, absolutely."
"Oh, my dear.."

Aku tidak menjawabnya lagi. Moodku benar-benar sedang buruk saat ini, dan pria di sampingku ini benar-benar tidak pandai membuatku merasa lebih baik. He made things all worse!

"Ingin pulang?"
"Tidak."
"Kukira kau jadi kehilangan mood?"
"Memang iya."
"Oh dear.."

Komentar

Postingan Populer