Golput. Sembari Menanti Pemilu 2014

Berhubung bentar lagi mau pemilu, yuk sharing obrolan. Sekali-sekali ngobrolin yang serius (emangnya selama ini ga serius? hahaha)

Sebelumnya, doa pertama saya pada pemilu tahun ini adalah semoga pas pemilu tiba saya udah di Palembang jadi bisa ikutan milih :D
Pemilu 2009 yang lalu, saya harusnya udah bisa milih, tapi karena lagi gak di Palembang, dan males ngurusnya biar bisa milih di Depok, yaudah deh milihnya tahun ini aja insya Allah.

Jujur, saya orang yang sangat excited dengan hal-hal seperti pemilu, karena buat saya, saya yang selama ini cuma mahasiswa numpang tidur di kota orang akhirnya punya kesempatan buat ikut menentukan nasib bangsa ini, walaupun cuma satu suara. Tetapi, ada topik yang selalu menarik buat saya sehubungan dengan pemilu, yaitu GOLPUT alias golongan putih. Nah golongan hitamnya siapa dong? hahaha.

Iseng-iseng searching di google, tada~~ ketemu jumlah pemilih, jumlah suara sah dan tidak sah pemilu 2009. Kira-kira seperti ini.

Jumlah suara sah121.504.481
Jumlah suara tidak sah6.479.174
Jumlah suara peserta127.983.655
Jumlah suara pemilih171.068.667
lalu untuk perolehan suara tiap pasangan capres-cawapres waktu itu adalah

No.Pasangan calonJumlah suaraPersentase suara
1Megawati-Prabowo32.548.10526,79%
2SBY-Boediono73.874.56260,80%
3JK-Wiranto15.081.81412,41%
Jumlah121.504.481100,00%
Nah, dari total pemilih terdaftar sekitar 170-jutaan orang, ternyata yang dateng ke bilik suara buat milih adalah 127-jutaan orang. Hampir 6,5 juta suara tidak sah, ya yang kertas suaranya dikosongin lah, kertas suara dicoblos semua lah, bahkan mungkin dicoret-coret dikasih kumis dan janggut :P
Dan total yang sama sekali ga dateng buat pemilu adalah paling sedikit 43.085.012 pemilih terdaftar, yang berarti 25,19% dari total pemilih terdaftar. Seperempatnya Buu!!! Lebih banyak dari total pemilih Megawati-Prabowo dan lebih dari separuh total pemilih SBY-Boediono. Nah sekarang kita bikin persentase pemilih tiap pasangan calon dibandingkan total pemilih terdaftar.

Megawati-Prabowo 19%
SBY-Boedione 43,18%
JK-Wiranto 8,82%
Tidak sah 3,79%
Golput 25,19%

Nah, kalau seperti di atas udah kelihatan kan faktanya gimana. Bahkan suara SBY-Boediono gak nyampe 50% dari total pemilih terdaftar. Seandainya peraturan buat pemenang pemilu bukanlah pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari 50% dari jumlah suara dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 50% jumlah provinsi di Indonesia, melainkan 50% dari total pemilih terdaftar, saya yakin pemilu 2009 yang lalu pasti udah dibikin putaran kedua hahaha.

Saya bukan orang yang pro-golput. Buat saya, kita tetap bisa memilih yang lebih baik dari orang-orang yang buruk sekalipun. Daripada yang terpilih adalah ternyata orang yang sesungguhnya paling buruk, dengan berusaha memilih yang lebih baik (versi saya hehehe) maka saya membiarkan diri saya berusaha melawan mayoritas yang tidak selamanya lebih baik. Tapi, rasanya saya bisa paham pikiran orang-orang yang pada akhirnya milih untuk golput. Prasangka tidak akan adanya perubahan positif yang signifikan buat negeri ini lima tahun ke depan lah yang membuat orang-orang untuk golput. Semacam 'Ya, siapa aja yang menang, gue bakal tetep tinggal di bawah kolong jembatan, dan makan sekali sehari aja bakal tetap susah.'

Pesimis? Tentu saja. Mereka pesimis. Dan kenyataan bahwa mereka tidak memilih menunjukkan tak satu pun pasangan calon yang bagi mereka mampu membawa perubahan. Bahkan, berharap saja mungkin mereka sudah malas.

Saya tidak berharap jauh-jauh. Saya tidak berharap tulisan saya ini dibaca pejabat-pejabat negeri, Pak Beye, Bu Mega, Pak JK, Pak Prabowo, Pak ARB, Pak Wiranto, atau Pak Jokowi. Saya hanya ingin membuka mata saya sendiri dengan kondisi negeri ini, bahwa orang-orang mulai berhenti berharap, pesimis dengan perubahan, bahkan tidak menutup kemungkinan suatu saat negeri ini akan dipenuhi oleh orang-orang apatis. Bahwa orang-orang mulai tidak percaya dengan mereka yang duduk di sana, menamakan diri sebagai wakil dari segenap bangsa Indonesia. 

In conclusion, bagi Anda yang menyempatkan diri atau gak sengaja mampir ke sini buat sekadar membaca hitung-hitungan ngasal saya, mari kita berpikir bersama. Hak semua orang untuk memilih ataupun tidak memilih. Bagi saya, tidak memilih pun bagian dari pilihan sebenarnya. Bahkan saat ujian, anda bisa tidak memilih jawaban a,b,c, atau d jika memang jawabannya salah semua kan? Biasanya akan jadi soal bonus, hehehe. Sayangnya soal bonus seperti itu mungkin tidak akan terjadi dalam pemilu, karena tidak ada pilihan yang salah.

Sebelum meninggalkan halaman ini, mari kita bersama menyisipkan doa, semoga di pemilu 2014, Tuhan Yang Maha Kuasa membantu bangsa ini dengan memberikan seorang pemimpin yang paling baik di antara semua calon pemimpin, menurut Tuhan tentunya, bukan menurut manusia. Semoga bangsa Indonesia diberi pemimpin yang jujur, mampu meninggikan kepentingan bangsa Indonesia di atas kepentingan bangsa lain yang berniat kurang baik, golongan, partai, keluarga, bahkan dirinya sendiri, pemimpin yang menjalankan pemerintahan dengan tegas dan cekatan, pemimpin yang mau ikut merasakan penderitaan rakyatnya, mau mendengar keluh kesah rakyatnya dan segera bergerak untuk menemukan jalan keluar dengan segenap menteri dan pembantunya, pemimpin yang tidak berpikiran untuk dilayani namun untuk melayani negeri ini. Tuhan yang Maha Baik, kabulkanlah doa bangsa kami yang telah lama mengidamkan sosok pemimpin seperti itu. Aamiin.


Ditulis secara sadar oleh Pijar Religia
Mahasiswa Magister Teknik Kimia Universitas Indonesia yang menghabiskan Minggu malam sendirian di sebuah rumah kost di Depok.

Komentar

Postingan Populer